Minggu, 16 November 2014

Struktur Baterai Accu (Aki) / Akumulator



Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan Batteray Accu atau yang lebih akrab disebur aki. Sudah tau kah apa itu accu atau aki.
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai “baterai” mobil. Sedangakan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dan lain-lain.

Struktur Baterai Accu (Aki) / Akumulator
Gambar Accu

Di dalam standart internasional setiap satu sel akumulator memiliki tegangan sebesar dua volt. Sehingga aki 12 volt, memiliki enam sel sedangkan aki 24 volt memiliki 12 sel. Aki merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil. Aki termasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. Secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan Pb O2 sebagai katode dengan elektrolit H2SO4.

Struktur Baterai Accu (Aki) / Akumulator
Struktur pada Accu

Cara kerja Akumulator
Saat mengeluarkan arus, oksigen pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen pada cairan elektolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah manjadi air. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun negatif sehingga menempel dikedua pelat tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus samapai isi (tenaga habis) alias dalam keadaan discharge. Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan elektolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir terdiri dari air, akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang berkapasitas penuh berat jenisnya 1,285 kg/dm3. Dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui masih penuh atau sudah berkurang menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektolit terdiri dari air dimana air bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Air memilik berat jenis 1 kg/dm3 (1 kg/1000 cm3 atau 1 liter) dan asam sulfat memiliki berat jenis 1,285 kg/dm3 pada suhu 20 derajat celcius. Kg = kilogram dm3 = decimeterkubik = litercm3 = centimeter kubik/cc 1dm = 1 liter = 1000cm3 = 1000cc.
            Saat baterai menerima arus, baterai yang menerima arus adalah baterai yang disetrum sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutub positif battery dihubungkan dengan sumber listrik positif dan kutub negatif battery dihubungkan dengan sumber listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12V dialiri tegangan 12V DC, baterai 6V dialiri tegangan 6V DC dan baterai 12V yang dihubungkan secara seri menjadi 24V dialiri tegangan 24V DC. Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang dihubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar